Thursday, December 2, 2010

OSTEOARTRITIS

OSTEOARTRITIS


Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi), adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi.

Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovialpelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis satu sama lain. terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai bahan

Pada kondisi kekurangan cairan sinovial lapisan kartilago yang menutup ujung tulang akan bergesekan satu sama lain. Gesekan tersebut akan membuat lapisan tersebut semakin tipis dan pada akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri.

Penyebab

Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri sendi. Masyarakat awam dan bahkan beberapa dokter (secara keliru) langsung beranggapan karena disebabkan oleh rematik atau asam urat.Sebagian lagi berpikir akibat osteoporosis. Namun kenyataannya penyebab utamanya nyeri sendi (khususnya yang dialami oleh yang berusia lebih dari 45 tahun) adalah osteoartritis. Penyebab osteoartritis bermacam-macam. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara osteoarthritis dengan reaksi alergi, infeksi, dan invasi fungi (mikosis). Riset lain juga menunjukkan adanya faktor keturunan (genetik) yang terlibat dalam penurunan penyakit ini. Namun demikian, beberapa faktor risiko terjadinya osteoartritis adalah sebagai berikut:

Pengobatan

Rasa nyeri yang diderita oleh penderita penyakit ini dapat dikurangi dengan berbagai macam cara seperti pengompresan atau penyuntikan cairan sinovial ke bagian sendi.Pengobatan untuk pengapuran sendi berbeda beda tergantung stadiumnya.

Osteoartritis derajat ringan (stadium 1 dan 2)

terapi non obat terdiri atas:

terapi obat terdiri atas:

Osteoartritis derajat berat (stadium 3 dan 4)

Pilihan pengobatan terbaik sampai saat ini adalah operasi penggantian sendi. Operasisendi adalah operasi yang dilakukan untuk mengganti sendi yang dilakukan untuk mengganti sendi yang telah rusak dengan prostesis. penggantian

Pencegahan

Pencegahan osteoartritis dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan yang bergizi.Beberapa suplemen makanan juga dapat digunakan untuk mencegah penyakit ini. Beberapa suplemen yang umum digunakan antara lain adalah glukosamin dan kondroitin.

Glukosamin

Glukosamin adalah molekul gula amino yang biasa terdapat pada kulit krustasea (udang-udangan), artropoda, dan dinding sel cendawan. Di Indonesia, glukosamin dapat diperoleh dari langsung dari suplemen makanan komersial atau minuman susu tersuplementasi.

Kondroitin

Kondrotin sendiri adalah suplemen makanan yang biasa digunakan bersama glukosamin. Ia merupakan senyawa rantai gula bercabang yang menyususun tulang rawan. Di Indonesia, kondroitin dapat diperoleh dari langsung dari suplemen makanan.

Disunting dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Osteoartritis












OBESITAS

OBESITAS

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.

Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.

Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.

Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:

  • Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
  • Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
  • Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).

Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel. Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang pada beberapa pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel, terutama setelah masa menopause.

Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di perut mungkin akan lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas. Mereka memiliki risiko yang lebih tinggi. Gambaran buah pir lebih baik dibandingkan dengan gambaran buah apel.

Untuk membedakan kedua gambaran tersebut, telah ditemukan suatu cara untuk menentukan apakah seseorang berbentuk seperti buah apel atau seperti buah pir, yaitu dengan menghitung rasio pinggang dengan pinggul. Pinggang diukur pada titik yang tersempit, sedangkan pinggul diukur pada titik yang terlebar; lalu ukuran pinggang dibagi dengan ukuran pinggul. Seorang wanita dengan ukuran pinggang 87,5 cm dan ukuran pinggul 115 cm, memiliki rasio pinggang-pinggul sebesar 0,76. Wanita dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 0,8 atau pria dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 1, dikatakan berbentuk apel.

Penyebab Obesitas

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas.

Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor:

  • Faktor genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
  • Faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.
  • Faktor psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.

Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.

Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.

  • Faktor kesehatan. Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
    • Hipotiroidisme
    • Sindroma Cushing
    • Sindroma Prader-Willi
    • Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.
  • Obat-obatan.

Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan.

  • Faktor perkembangan. Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.
  • Aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.
Gejala Obesitas

Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.

Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.

Komplikasi

Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti:

Diagnosa

Mengukur lemak tubuh

Tidak mudah untuk mengukur lemak tubuh seseorang. Cara-cara berikut memerlukan peralatan khusus dan dilakukan oleh tenaga terlatih:

  • Underwater weight, pengukuran berat badan dilakukan di dalam air dan kemudian lemak tubuh dihitung berdasarkan jumlah air yang tersisa.
  • BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak tubuh.
  • DEXA (dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai skening tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.

Dua cara berikut lebih sederhana dan tidak rumit:

  • Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur dengan jangka (suatu alat terbuat dari logam yang menyerupai forseps).
  • Bioelectric impedance analysis (analisa tahanan bioelektrik), penderita berdiri diatas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa.

Pemeriksaan tersebut bisa memberikan hasil yang tidak tepat jika tidak dilakukan oleh tenaga ahli.

Tabel berat badan-tinggi badan

ini telah digunakan sejak lama untuk menentukan apakah seseorang mengalami kelebihan berat badan. Tabel biasanya memiliki suatu kisaran berat badan untuk tinggi badan tertentu.

Permasalahan yang timbul adalah bahwa kita tidak tahu mana tabel yang terbaik yang harus digunakan. Banyak tabel yang bisa digunakan, dengan berbagai kisaran berat badan yang berbeda. Beberapa tabel menyertakan ukuran kerangka, umur dan jenis kelamin, tabel yang lainnya tidak.

Kekurangan dari tabel ini adalah tabel tidak membedakan antara kelebihan lemak dan kelebihan otot. Dilihat dari tabel, seseorang yang sangat berotot bisa tampak gemuk, padahal sesungguhnya tidak.

Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)

BMI Klasifikasi
<> berat badan di bawah normal
18.5–24.9 normal
25.0–29.9 normal tinggi
30.0–34.9 Obesitas tingkat 1
35.0–39.9 Obesitas tingkat 2
≥ 40.0 Obesitas tingkat 3

BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan. Walaupun dinamakan "indeks", BMI sebenarnya adalah rasio atau nisbah yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika memiliki nilai BMI sebesar 30 atau lebih.

Rumus:

Satuan Metrik menurut sistem satuan internasional : BMI = kilogram / meter2
Rumus : BMI = b / t2

dimana b adalah berat badan dalam satuan metrik kilogram dan t adalah tinggi badan dalam meter.

Pengobatan

Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang paling penting dalam pengaturan berat badan. Kedua komponen ini juga penting dalam mempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat badan. Harus dilakukan perubahan dalam pola aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat.

Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh penderita dan risiko kesehatannya dengan cara menghitung BMI. Resiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI :

  • Resiko rendah : BMI <>
  • Resiko menengah : BMI 27-30
  • Resiko tinggi : BMI 30-35
  • Resiko sangat tinggi : BMI 35-40
  • Resiko sangat sangat tinggi : BMI 40 atau lebih.

Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita.

  • Penderita dengan risiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang (1200-1500 kalori/hari untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk pria) disertai dengan olah raga
  • Penderita dengan risiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah kalori (800-1200 kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari untuk pria) disertai olah raga
  • Penderita dengan risiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi, mendapatkan obat anti-obesitas disertai diet rendah kalori dan olah raga.

Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil. Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan :

  • Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin, mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.
  • Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan dan stabil.
  • Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
  • Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat badan. Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan.

Obesitas merupakan suatu keadaan menahun (kronis). Obesitas seringkali dianggap suatu keadaan sementara yang bisa diatasi selama beberapa bulan dengan menjalani diet yang ketat. Pengendalian berat badan merupakan suatu usaha jangka panjang. Agar aman dan efektif, setiap program penurunan berat badan harus ditujukan untuk pendekatan jangka panjang.


Disunting dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Obesitas


Sunday, March 7, 2010

Kebugaran Jasmani / Physical Fitness

KEBUGARAN JASMANI

A. Kebugaran Jasmani
Kebugaran Jasmani ( Physical Fitness ) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas atau kegiatan tanpa merasa lelah yang berlebihan. Kebugaran jasmani berhubungan dengan organ-organ tubuh seseorang untuk melaksanakan tugas-tugasnya setiap hari dengan baik tanpa mengalami kelelahan berarti. Oleh karena itu, kita masih mempunyai tenaga dan kekuatan untuk menghadapi keadaan yang tiba-tiba datang, serta masih dapat memanfaatkan waktu luang.
Latihan untuk meningkatkan kebugaran jasmani adalah latihan fisik ( jasmani ) melalui gerakan-gerakan anggota tubuh atau gerakan tubuh secara keseluruhan dengan maksud untuk meningkatkan dan mempertahankan kebugaran jasmani. Unsur-unsur yang membentuk kebugaran jasmani atau yang lebih dikenal dengan KOMPONEN-KOMPONEN KONDISI FISIK adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan ( Strenght )
2. Kecepatan ( Speed )
3. Kelentukan ( Flexibility )
4. Kelincahan ( Agility )
5. Ketepatan ( Accuratiom )
6. Reaksi ( Reaction )
7. Daya Tahan / Ketahanan ( Endurance )
8. Daya Ledak Otot
9. Keseimbangan ( Balance )
10. Koordinasi ( Coordination )

1. Kekuatan ( Strenght )
Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan ketegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena : (1) Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik dan (2) Kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi atlet atau orang dari kemungkinan cedera. Macam-macam latihan tahanan untuk meningkatkan kekuatan otot adalah:
a. Kontraksi Isometrik ( Kontraksi Statis )
adalah bentuk latihan tahanan untuk kontraksi sekelompok otot
tanpa gerakan anggota tubuh.
contoh: - Latihan mendorong tembok, mendorong pohon besar.
b. Kontraksi Isotonik ( Kontraksi Dinamis )
adalah bentuk latihan tahanan yang diikuti gerakan anggota tubuh. Kontraksi Isotonik dibagi 2
macam, yaitu :
* Kontraksi Konsentrik : suatu latihan tahanan dimana otot bergerak mendekat.
contoh : - Latihan pull up
* Kontraksi Eksentrik : suatu latihan tahanan dimana otot bergerak memanjang.
contoh : - Latihan angkat besi
c. Kontraksi Isokinetik
Pada kontraksi isokinetik, otot mendapatkan tahanan yang sama melalui seluruh ruang geraknya
sehingga otot bekerja secara maksimal pada setiap sudut persendiannya. Hal ini dimungkinkan karena
terdapat alat berlatih seperti Universal Gym, Cybex Isokinetic Exercise yang terdapat di tempat -
tempat kebugaran. Alat-alat tersebut memungkinkan otot berkontraksi secara cepat dan konstan
melalui seluruh ruang geraknya, karena mesin memiliki konsistensi untuk mengontrol kecepatan.

2. Kecepatan ( Speed )
Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan suatu gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu : frekuensi stimulus, kemauan gerak serta kekuatan otot. Bentuk latihan untuk meningkatkan kecepatan adalah Up Hill Run ( lari naik bukit ), Down Hill Run ( lari menuruni bukit ), latihan lari jarak pendek ( 50m, 100m, 10m, short interval run ).

3. Kelentukan ( Flexibility )
Kelentukan adalah kemampuan seseorang untuk dapat bergerak dengan leluasa atau kemudahan gerakan, terutama pada otot-otot persendian tanpa merasakan adanya gangguan yang berarti. Kelentukan dapat ditingkatkan dengan latihan peregangan dan senam.

4. Kelincahan ( Agility )
Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisinya. Unsur yang terdapat dalam latihan kelincahan adalah latihan kecepatan, mengubah arah dan keseimbangan. Contoh bentuk latihan kelincahan adalah lari zig zag, lari bolak balik memindahkan benda. Bentuk tes : zig zag run test, right boomerang run, shuttle run, dodging run.

5. Ketepatan ( Accuration )
Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu gerak atau benda ke suatu sasaran. Sasaran yang dituju dapat berupa benda bergerak atau benda diam. Bentuk latihan yang dapat meningkatkan ketepatan antara lain :
- melempar bola ke arah sasaran tertentu atau suatu lubang tertentu, misal ring atau gawang.
- menendang bola ke sasaran tertentu
- menempatkan tubuh atau anggota tubuh pada sasaran atau arah tertentu.

6. Reaksi ( Reaction )
Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk bertindak/ bergerak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan melalui indera, pikiran atau perasaan. Faktor yang mempengaruhi reaksi antara lain kesiagaan atau kesiapan untuk melakukan gerakan, usia, kebiasaan dan gerak itu sendiri. Bentuk latihan yang dapat dilakukan :
- Melaksanakan perintah melalui indera pendengaran, contoh permainan perintah dengan peluit
- Melaksanakan perintah melalui indera penglihatan, contoh permainan membentuk kelompok.

7. Daya Tahan ( Endurance )
Daya Tahan adalah suatu kemampuan tubuh untuk bekerja dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti setelah menyeleasaikan aktivitas tersebut. Daya tahan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a. Daya Tahan Cardiovaskuler : adalah kesanggupan sistem jantung, paru-paru dan pembuluh darah untuk
berfungsi secara optimal baik dalam keadaan istirahat maupun kerja. Bentuk latihan daya tahan
cardiovaskuler adalah kerja dengan beban submaksimum tetapi dilakukan dengan waktu yang lama.
Kerja tersebut antara lain :
- Lari, bersepeda, berenang jarak jauh.
- Fartlek ( lari lintas alam ; suatu sistem latihan daya tahan di medan yang sulit untuk membangun
, mengembalikan atau memelihara kondisi tubuh )
- Treadmill dengan waktu yang lama.
b. Daya Tahan Otot : adalah kemampuan atau kapasitas sekelompok otot untuk melakukan kontraksi yang
beruntun atau berulang-ulang terhadap suatu beban dalam jangka waktu tertentu. Jadi, daya tahan
otot merupakan kemampuan untuk mengatasi kelelahan otot.

8. Daya Ledak Otot
Daya Ledak Otot dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang mengoptimalkan kekuatan otot dan kecepatannya untuk melakukan aktivitas atau kerja pada satu momen tertentu. Contoh : latihan angkat berat.

9. Keseimbangan ( Balance )
Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam memelihara posisi tubuh yang statis ( tidak bergerak ) atau dalam posisi tubuh yang bergerak. Latihan keseimbangan ini dapat dilakukan dengan mengurangi atau memperkecil bidang tumpuan. Latihan keseimbangan adalah bentuk/sikap badan dalam keadaan seimbang baik pada sikap bersiri, duduk ataupun jongkok.

10 Koordinasi ( Coordination )
Koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan komponen-komponen kondisi fisiknya dan anggota tubuhnya dalam melakukan suatu aktivitas olahraga.

B. Kesegaran Jasmani
Salah satu cara untuk membina dan meningkatkan kesegaran jasmani adalah melalui latihan pendidikan jasmani atau olahraga yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Misalnya dengan melakukan lari/jogging, senam erobik, bermain bolavoli, sepakbola, bulutangkis dan berbagai aktivitas olahraga lainnya. Melakukan latihan pendidikan jasmani atau olahraga tersebut sangat berguna bagi tubuh kita dalam berbagai hal seperti berikut :
1. Mengatur pernapasan
Dengan olahraga atau latihan kita dapat mengatur pernapasan yang normal, terutama untuk kesehatan jantung. Detak jantung normal remaja/pemuda adalah sebanyak 70 - 80 kali per menit dalam keadaan normal atau istirahat.
2. Mengatur berat badan
Berat badan yang normal atau cukup merupakan ciri-ciri seseorang yang mempunyai pertumbuhan badan yang serasi. Pada umumnya orang yang berat badannya normal tidak mudah jatuh sakit. Sebaliknya, orang yang berat badannya terus-menerus turun atau naik sehingga mengalami kekurangan atau kelebihan berat badan akan menunjukkan gejala kurang sehat bagi pertumbuhan badannya. Orang yang kegemukan atau mengalami obesitas biasanya mudah menderita sakit jantung atau diabetes dibandingkan orang dengan berat badan normal. Hal ini disebabkan orang yang kegemukan terlalu banyak mengandung lemak sehingga dapat mempengaruhi daya kerja jantung dan ginjal.
3. Mengatur ketenangan berpikir.
Bagi mereka yang selalu sibuk dengan pekerjaan yang lebih banyak memerlukan daya pikir, umumnya daya konsentrasi dan ketenangan berpikirnya sering terganggu akibat keletihan. Terlalu letih karena persoalan-persoalan yang rumit akan banyak menguras tenaga sehingga memerlukan usaha untuk mengembalikan keadaan jasmani menjadi segar kembali. Dengan olahraga atau latihan semua bagian tubuh kita bergerak, semua jaringan saraf dan otot akan berfungsi secara normal setelah olahraga atau latihan yang teratur dan tidak berlebihan.
4. Mengatur gerakan otot
Ketegangan pada otot kita akan mempengaruhi gerak seluruh bagian tubuh. Bahkan pikiran serta cara pencernaan juga sangat dipengaruhi oleh latihan otot. Demikian pula, peredaran darah dan jantung kita memerlukan pergerakan otot yang teratur. Jadi gerakan otot memerlukan latihan agar tetap teratur dan tidak kaku.